Nama : Fatmawati
kelas : 3EB20
NPM : 22212810
BERFIKIR DEDUKTIF
Pengertian deduktif
Deduksi
berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari
keadaan-keadaan yang umum,
menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di
tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari
dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh:
Semua makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan
hidup (Premis mayor)
Susi adalah seorang makhluk hidup (Premis minor)
Jadi, Susi perlu makan untuk mempertahankan
hidupnya. (kesimpulan)
Proses
penalaran itu berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, generalisasi sebagai
pangkal tolak. Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus tertentu.
Ketiga, kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus khusus itu.
Silogisme
Dalam pengertian umum,
silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu
kesimpulan. Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua
proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi baru (kesimpulan). Premis
yang pertama disebut premis umum (premis mayor) dan premis yang kedua disebut
premis khusus (premis minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan
premis-premis yang ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga
benar.
Jenis-jenis Silogisme
Silogisme dibagi menjadi 5 jenis, sebagai berikut:
a. Silogisme
Kategorial
Silogisme kategorial adalah
silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis
yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air.
(Premis Mayor/ Premis Umum)
Akasia adalah tumbuhan (Premis
Minor / Premis Khusus).
Akasia membutuhkan air (Konklusi
/ Kesimpulan
Hukum-hukum
Silogisme Katagorik.
a)
Apabila salah satu premis bersifat
partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
b)
Apabila salah satu premis bersifat
negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
c)
Apabila kedua premis bersifat
partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
d)
Apabila kedua premis bersifat
negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada
mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat
diambil jika salah satu premisnya positif.
e)
Apabila term penengah dari suatu
premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Term-predikat dalam
kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila
tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
f)
Term penengah harus bermakna sama,
baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda
kesimpulan menjadi lain.
g)
Silogisme harus terdiri tiga term,
yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
b. Silogisme
Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa
proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada
4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
i.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui
bagian antecedent.
Contoh:
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik mobil (konklusi).
ii.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui
bagian konsekuennya.
Contoh:
Sekarang bumi telah basah (minor).
Hujan telah turun (konklusi)
iii.
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa,
maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan
paksa.
Kegelisahan tidak akan timbul.
iv.
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa
akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
c.
Silogisme Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Kyuhyun
berada di Korea atau Jepang.
Jadi,
Nenek Sumi tidak berada di Jepang.
d. Silogisme
Disjungtif
Silogisme
disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif
sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari
salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme
hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang
semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
a) Silogisme
disyungtif dalam arti sempit
Silogisme
disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif
kontradiktif. Contoh:
Dia
pintar atau bodoh.(premis1)
Ternyata
dia pintar.(premis2)
Ia tidak
bodoh (konklusi).
b) Silogisme
disjungtif dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis
mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:
Ternyata tidak di rumah.(premis2)
Santi di sekolah (konklusi).
e. Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh
entimen:
Dia
menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara
ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme#Silogisme_Hipotetik (akses tanggal
28 oktober 2014)
http://kusikhsanto.wordpress.com/2010/04/14/berpikir-deduktif/ (akses
tanggal 28 oktober 2014)
http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-silogisme-contoh-silogisme.html (akses
tanggal 28 oktober 2014)
http://ilyaszulhilmi.blogspot.com/2013/03/berfikir-deduktif.html (akses
tanggal 28 oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar